Mengharap Bahagia

. . 10 komentar:
Buka matamu
Buka hatimu
Lihatlah derita mereka
Betapa sulitnya bertahan dalam lingkup kemiskinan
Sedangkan engkau malah berfoya-foya
Dengan harta yang engkau punya
Berbagilah kepada mereka
Agar mereka bisa sedikit mengenyam bahagia
Sebab telah lama mereka menderita
Akibat kemiskinan yang semakin merajalela

Engkau orang yang berpunya
Bertahta dan banyak harta
Tak perdulikah engkau dengan nasib mereka?
Tak terketukkah hatimu melihat kerasnya perjuangan hidup yang mereka lakukan?

Engkau selalu tampil mewah
Sedangkan rakyatmu menderita
Berilah mereka secuil kebahagiaan
Agar mereka tahu masih ada kebahagiaan yang tercipta untuknya

Harapan mereka takkan pernah sirna
Untuk dapatkan kebahagiaan walau dihimpit kemiskinan
Penguasa tetap menjadi raja
Dan para jelata hanyalah seorang budak
Yang mudah dibodohi dan terpedaya
Oleh janji-janji yang tanpa terealisasi

Puisi Karya
Nama: Rizki Laraswati
Nama Pena: Kiki Laraswati
Lokasi: Cikarana - Jawa Barat

10 komentar:

  1. wah puisi yang menggugah dan menyindir mereka yang lupa akan nestapa sesama....OK mantabbbb...terus berkreasi..

    BalasHapus
  2. :'(
    ya harapan rakyat tak akan pernah sirna...
    menunggu bahagia, meski sepercik peduli dari mereka

    BalasHapus
  3. mungkin semua orang mengharapakan kebahagian yach sobat...

    BalasHapus
  4. Hidup terkadang tidak sejalan dengan seperti yang apa inginkan, tapi kita berjalan seperti apa yang hidup inginkan sob,,
    bahagia milik kita semua.

    BalasHapus
  5. memang subuah kesalahan besar apabila pejabat yang dipilih oleh rakyat tetapi justru mereka melupakan nya...

    BalasHapus
  6. Pejabat ,,, kenapa yah mendustai kepercayaan para rakyat

    Visit night,, please support back

    BalasHapus
  7. oke juga nie fuisi nya sangat bagus dan sangat menarik nie gan,,,,

    BalasHapus
  8. Mantap puisinya, uda 3 x pemilu saya golput terus, karena saya tahu koar-koarny para calon pejabat cm janji semata mengambil hati orang2 dengan membagikan mie indomie, mirip kelakuan para penjajah indonesia dulu

    BalasHapus

Puisi Terbaru