Indonesiaku

. . 37 komentar:
petang di empang
sinar menari-nari di riak air
wajah tampak berombak
tanah dan air: Indonesiaku

namun apa itu
gedung-gedung
memasung pertiwi
dengan gaya yang tak
memberdayakan

segala hanya diekploitasi
tanpa akal budi nurani

angin sahara
tiba-tiba terasa di sini
memecahkan embun pagi
menyuarakan semilir pertiwi
yang menangis sedih

o, Indonesiaku
aku akan menjemput ibu
sebab debu rindu bertemu
gelisah tiada bersudah
sebelum dirinya
kembali meneroka
tawa: bahagia
sejahtera

petang di empang
sinar menari-nari di riak air
wajah tampak berombak
tanah dan air: Indonesiaku

Maret 2012

Puisi Karya
Nama: Usup Supriyadi
Lokasi: Bogor - Jawa Barat
Web/Blog: Usup Supriyadi

37 komentar:

  1. Puisi mantab....kalo disimpulkan puisi orang yang kecewa ya..sama kondisi Indonesia ini...ataw bagaimana...

    BalasHapus
  2. Ikutan dan salam kenal....kayanya sih iya sob...kecewa dengan kondisi bangsa ini yang semakain ga jelas mau dibawa kemana....

    BalasHapus
  3. wah keren... lagi lagi bahasanya tingkat tinggi. aga sulit di pahami ni. harus berulan ulang. ya mungkin ane yang ga punya sence of puisi.

    BalasHapus
  4. @pasaherbal

    kalau ditanya bagaimana maksud sebenarnya puisi tersebut kepada si penyairnya maka kurang tepat, sebab sajak itu, kalau sudah di depan pembaca, maka penyairnya ibarat sudah R.I.P jadi silahkan pembaca maknai sendiri, dan minimal carilah tafsir yang berguna bagi-minimal- diri sendiri. ^^ saya sudah coba buka bocoran dengan label, "puisi perjuangan"

    hehhe


    @melilea

    salam kenal juga. sebenarnya ketidak jelasannya itu bukan karena adanya badai, tapi para nahkodanya tidak menggunakan peta dasar negara kita. mereka asyik berlama-lama di laut, ibarat di kapal pesiar sendiri, sedangkan rakyat terlunta-lunta di sebatang kayu di atas samudra...

    betapa sedihnya


    @cerita anak kost

    mulailah dengan membacanya sebagai sebuah puisi, kelak pun pasti akan menememukan si penumpang gelapnya. hehehhe

    BalasHapus
  5. Hehehe,, kuarang mudeng saya mas,,

    BalasHapus
  6. Ungkapan yang indah untuk sebuah nada kritikan. Mantab deh, moga para pengirim puisi selalu diberi ide untuk terus menorehkan puisinya.

    Salut deh buat perjuangan admin untuk mengumpulkan puisi ini :)

    BalasHapus
  7. Ada geletar kerinduan pada keaslian alam bumi Pertiwi. Tersirat jelas, hiruk pikuknya polusi di kota-kota besar. Barangkali, Green World suatu saat nanti akan pulas dalam jarahan radiasi matahari..
    Salam sahabat, puisi yang tajam dan kritis..

    BalasHapus
  8. Puisi bukan sekedar coretan kata-kata, namun ada makna dan guna di dalamnya. Senandung seruling gembala dan kicau satwa, suatu ketika nanti akan digantikan oleh raungan mesin dan motor, di antara desingan peluru-peluru...
    Ibu Pertiwi memang sedang nestapa, mungkin kini sedang berharap adanya putra-putri kandungnya yang bertekad mengembalikan kelestarian dan keasrian wajah Bunda Pertiwi...! Kapan iyaaa...???

    BalasHapus
  9. tabayo... sungguh luar biasa ini puisi. semakin cinta dan rindu akan Indonesia.....

    BalasHapus
  10. kesenjangan sosial bangkitkan kepincangan hilangkan keseimbangan...
    puisi yang indah kawan,,,

    BalasHapus
  11. wah.. manteb puisinya kang..:|:

    BalasHapus
  12. cieee...selalu aja puisi indah ada disini...sip bang

    BalasHapus
  13. ikut nyimak puisinya

    mudah mudahan disini mmendapat sebuah inspirasi:}

    BalasHapus
  14. nyimak puisinya tentang indonesia.. maknanya dalam..

    BalasHapus
  15. ibu pertiwi yang terpasung
    anak negeri hanya diam mematung

    BalasHapus
  16. puisinya keren happy blogging

    BalasHapus
  17. Wahh mantef banget puisi abang..salut bang..hahahyyy

    BalasHapus
  18. @Ideini.com

    tidak mengapa, biasanya memang puisi itu samar-samar dalam mengutarakan maksudnya

    @aries5758

    kita bersyukur kepada ia yang membuat jejakpuisi.com di mana lebih menyegarkan khazanah perpuisian, jadi tidak hanya media itu itu lagi


    @Gus Ibrahim

    terimakasih atas torehan kesannya. salam

    @CahNdeso

    kelak, di suatu masa pasti kita melihat ibu pertiwi tidak bersusah hati lagi

    @Ehwansah Jailani

    salam, untunglah masih ada rindu dan cinta ya


    @hamparan

    semoga begitu kelak, amin

    @basokawap

    terimakasih

    @MasChandra

    terimakasih

    @Muro'i El Barezy

    silahkan, semoga dapat yang kaucari itu ya.

    @Master Shofware Mobile

    selamat pagi terimakasih sudah berkunjung

    @Hzndi

    salam

    @agusbg

    sedalam apatah? hehehhe terimakasih atas waktunya untuk menyimak sajak tersebut

    @istighfarin

    ya ampun. semoga menjelma pemahat batu

    @wahid sahidu

    happy blogging jua ya

    @uzay

    hatur nuhun kang


    @icha banjarmasin

    terimakasih ya. salam

    BalasHapus
  19. Kunjungan siang sobat
    ampun bahasa dan maknanya bagus sekali sobat
    maju terus Indonesiaku

    BalasHapus
  20. Wah sedih saya liatnya :')
    bagus gan karyanya mengharukan kunjung balik yah mas, :)

    BalasHapus
  21. wah wah, makin mantap aja nih puisinya kang. Bahasanya itu loh yang keren, nice dah

    BalasHapus
  22. wah indonesia, di dalamnya ada rasa penyesalan juga sepertinya. hehehe. oh indonesia

    BalasHapus
  23. Nyimak saja Gan...
    Kurang pandai memaknai sebuah puisi, apalagi kalimatnya sudah kayak gitu.

    BalasHapus
  24. wah puisi indonesiaku keren sob... Lanjutkan!
    Maaf baru mampir

    BalasHapus
  25. mohon maaf baru bisa berkunjung sob...semakin keren aja ni,sukses selalu sob

    BalasHapus
  26. Pusisi yg bagus :n: cinta indonesia

    BalasHapus
  27. suasanya pada waktu malam hari dekat empang kan sob. Maksud yang terkandung masih ane dalami lagi sob.

    BalasHapus
  28. Kata meneroka artinya apa ta kang, pada bait 5 baris 6, maklum kang saya ga tw istilah hihi

    BalasHapus
  29. pagi itu orang berbaris-baris
    khidmatkan badan, tapi jiwa kosong
    lalu ramai-ramai hamburkan pekik yang kian lemah
    merdeka !

    BalasHapus
  30. Puisinya keren gan. Indonesia banget.
    semoga makin maju. :)

    BalasHapus
  31. kalimat "gelisah tiada bersudah" bagus banget,,, heeee

    BalasHapus
  32. Tentang negeri ini
    amir dan jelatanya
    sebelum yang baru datang...

    hem... nice poem
    tapi masih belum terarah saya mendapatkan maksud

    BalasHapus
  33. wah ini baru puisi tentang negri kita..
    mantab sob..

    BalasHapus

Puisi Terbaru